Sabtu, 15 Desember 2012

MANAJEMEN AKTIF KALA III

  •  SIKAP DAN PERILAKU
  1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan 
  2. Komunikasikan dengan ibu atau pasien selama melakukan tindakan, tanggap terhadap keluhan pasien
  3. Memakai APD ( celemek, topi, kacamata, masker, dan sepatu atau sandal APD )
  4. Melakukan cuci tangan dan keringkan dengan handuk pribadi ( pra dan paska tindakan )
  5. Memakai dan Melepas sarung tangan steril atau DTT
  6. Melakukan dekontaminasi alat paska tindakan 
  • CONTENT / ISI
  1.  Memastikan janin tunggal atau ada janin kedua
  2. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 unit IM, menyuntikan oksitosin 10 unit secara IM
  3. Memberikan Asuhan bayi baru lahir normal : - Menjepit, memotong, dan mengikat tali pusat -Mengeringkan bayi, mengganti dengan kain II, - Membantu IMD
  4. Memindahkan klem pada tali pusat  sekitar 5 - 10 cm dari vulva
  5. Meletakkan tangan kiri di atas sympisis pubis dan memegang tali pusat  dan klem dengan tangan yang lain
  6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali ( PTT ) saat ada kontraksi uterus
  7. Sambil melakukan dorongan dorsol kranial di atas sympisis
  8. Mengamati tanda pelepasan plasenta
  9. Setelah plasenta terlepas meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas mengikuti kurve jalan lahir, sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
  10. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5 - 10 cm dari vulva
  11. Jika plasenta terlihat di introitus vagina melanjutkan dengan melahirkan plasenta
  12. Dilakukan dengan mengunakan kedua tangan memegang plasenta dan dengan hati - hati memuter placenta hingga selaput ketuban terpilin
  13. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban
  14. Setelah placenta dan selaput ketuban lahir melakukan masase uterus dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memeriksa kelengkapan tali pusat
  • TEKNIK
  1. Meletakan alat secara ergonomik
  2. Menjaga privasi pasien
  3. Melaksanakan tindakan secara sistematis, efektif, dan efisien 

Jumat, 14 Desember 2012

vienny: KANGAROO MOTHER CARE

vienny: KANGAROO MOTHER CARE: Latar Belakang • Insidens bayi berat bayi rendah (BBLR) di Indonesia masih tinggi (14%) • Mortalitas dan morbilitas BBLR tinggi • Peny...

KANGAROO MOTHER CARE



Latar Belakang
• Insidens bayi berat bayi rendah (BBLR) di
Indonesia masih tinggi (14%)
• Mortalitas dan morbilitas BBLR tinggi
• Penyebab kematian neonatal terutama :
– Asfiksia
– Hipotermia
– Infeksi
 
Masalah Bayi Prematur
• Hipotermia
• Rentan terhadap infeksi
• Henti napas
• Enterokolitis nekrotikans
 
Kebutuhan Berat Bayi Lahir
Rendah
• Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai
(pengaturan suhu, kelembaban udara,
kebersihan lingkungan)
• Kebutuhan akan perfusi dan oksigenasi jaringan
yang baik
• Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat
• Kebutuhan emisional dan sosial

Kebutuhan Bayi Berat Lahir Rendah
• Bayi kurang bulan kehilangan kesempatan untuk
mempersiapkan diri hidup diluar uterus
• Makin muda usia gestasi, kemampuan
beradaptasi makin kurang
• Untuk mendapatkan peluang beradaptasi yang
baik harus diberikan lingkungan dan kebutuhan
yang sama dengan didalam uterus
 
Metode Kanguru
• Skin-to-skin contact (metode kanguru)
diperkenalkan tahun 1983 oleh Ray dan
Martinez di Colombia
• Metode ini merupakan cara sederhana yang
bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan
hidup BBLR terutama di negara berkembang

 
Kangaroo Mother Care (KMC)
Definisi
• Asuhan kontak kulit dengan kulit yang disebut juga “
perawatan metode kanguru “, merupakan bentuk
interakasi orang tua dengan bayinya, dimana ibu
menggendong bayinya dengan kontak kulit dengan kulit
pada posisi vertikal, kepala diantara payudaranya
selama 20 menit atau lebih.

Keuntungan KMC
1. Stabilisasi suhu tubuh
2. Stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan
3. Pengaruh terhadap berat badan dan pertumbuhan
4. Pengaruh terhadap tingkah laku
5. Memfasilitasi pemberian asi
6. Pengaruh terhadap kejadian infeksi
7. Mendorong kelekatan dan ikatan emosional dengan orang tua
8. Memperpendek masa rawat inap di rumah sakit
 
Metode Kanguru
  • Keuntungan KMC dalam menstabilisasi suhu
– Tanpa biaya, tidak perlu biaya untuk pemeliharaan
alat / inkubator
– Tubuh ibu yang dapat bekerja sebagai inkubator otomatis
– Tidak terjadi proses kehilangan panas baik melalui radiasi, konveksi, evaporasi, maupun konduksi
  • Stabilisasi laju denyut jantung dan pernafasan
  • pengaruh terhadap berat badan
bayi rileks, posisi
menyenangkan, lebih banyak tidur,                
konsumsi oksigen dan kalori berada pada
tingkat paling rendah. kenaikan berat lebih banyak.
  • pengaruh terhadap tingkahlaku 
Bayi tidur 2x lebih sering
– Pada saat bangun lebih waspada
– Kontak mata dengan ibu lebih lama
– Jumlah tangisan lebih pendek
 
  • Memfasilitasi Pemberian Asi
Hurts (1990) produksi asi lebih terkontrol
– Ikatan ibu dan bayi meningkat, menimbulkan letdown reflex
– strees pada ibu berkurang karena diberi kesempatan mendekati bayinya.

Prosedur KMC
A. Persiapan
Persiapan Ibu :
– Memberikan informasi yang cukup tentang keuntungan KMC
– Perlihatkan cara memeluk bayi
Persiapan bayi
– Temperatur bayi 36,5° C – 37,5° C
– Klinis bayi stabil secara fisiologis
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan sebelum sesudah melakukan tindakan
2. Atur posisi ibu senyaman mungkin
3. Anjurkan ibu untuk memakai baju bukaan depan sehingga ibu dapat melakukannya
4. Letakkan bayi di dada ibu di antara kedua payudara dengan posis kepala vertikal lalu selimuti
5. Bayi tidak perlu menggunakan pakaian kecuali popok dan topi.
6. Skin probe dibiarkan, demikian juga semua kawat monitor, jalur infus dan selang respirasi
harus dieratkan dan aman
7. Observasi tanda-tanda vital, status oksigenasi bayi dan penyesuaian
dibuat berdasarkan keadaan bayi
8. Bayi dikembalikan ke inkubator, jika terdapat tanda stres yg menetap seperti takikardi,
takipnea ketidak stabilan suhu atau saturasi
oksigen
9. Setelah selesai berikan pujian pada ibu dan lakukan pendokumentasian
10. Berikan privasi dan ketenangan selama KMC
berlangsung