Kamis, 09 Mei 2013

Pelelangan Tanah

Lelang Tanah di kabupaten bengkayang kalimantan barat, seluas 10.000 m’2 (1 ha ) mulai Rp 500.000,- permeter
Tempat strategis
Bersertifikat, dan
Siap pakai.

Lokasi : tepat berhadapan dengan gedung olahraga (gor) ± 200 meter dari kantor bupati bengkayang kal-bar, dan saat ini area lokasi sedang dalam pembangunan sejumlah sarana dan fasilitas olah raga seperti pembuatan jalan, gedung olahraga, kolam renang, lapangan sepak bola, sirkuit balap,dll (fasilitas olah raga lengkap) yang dikerjakan oleh pemerintah kabupaten bengkayang KAL-BAR.
DI JAMIN tidak akan kecewa memiliki tanah tersebut. selain letak nya berhadapan dengan gor, letak tanah ini juga merupakan lokasi pusat pengembangan kota kabupaten bengkayang kalimantan barat.
Bagi yang berminat silahkan hubungi :
Hp: 081256007628 (geo)
Hp: 082148487165 (ela)

Rabu, 24 April 2013

UKURAN - UKURAN PANGGUL

Panggul Luar
  • Distansia Spinarum :  diameter kedua spina iliaka anterior superior ka/ki dari 24 - 26 cm
  • Distansia kristarum : diameter terbesar antara kedua crista iliaka kanan dan kiri 28 - 30 cm
  • Distansia boudeloque / konjugata eksterna : diameter antara lumbal -5 dengan tepi atas symfisis pubis 18-20 cm
Ketiga distansia ini di ukur dengan jangka panggul
Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas symfisis pubis kepertengahan antara trokhanter dan spina iliaka anterior superior kemudian ke lumbal 5 kembali kesisi sebelahnya sampai kembali ketepi atas symfisis pubis. di ukur dengan metlin. normal 80 - 90 cm.

Panggul Dalam
Pintu Atas Panggul
  1. Konjugata vera / diameter antero posterior ( diameter depan - belakang ) yaitu diameter antara promontorium dan tepi atas symfisis 11 cm. Cara pengukuran dengan periksa dalam akan memperoleh konjugata diagonalis yaitu jarak dari tepi bawah symfisis pubis ke promontorium (12,5 cm)  dikurangi 1,5 - 2 cm. konjugata obstetrika adalah jarak antara promontorium dengan pertengahan symfisis pubis. 
  2. diameter melintang ( transversa), yaitu jarak terlebar antara ke-2 linea inominata 13 cm.
  3. Diameter oblik ( miring ) jarak antara artikulasio sakro iliaka dengan tuberkulum pubicum sisi yang bersebelahan 12 cm. 
Bidang tengah Panggul
  1. Bidang luas panggul terbentuk dari titik tengah symfisis, pertengahan acetabulum, dan ruas sacrum ke-2 dan ke-3. mereupakan bidang yang mempunyai ukuran paling besar, sehingga tidak menimbulakan masalah dalam mekanisme turunnya kepala. diameter anteroposterior 12,75 cm, diameter transversanya 12,5 cm.
  2. Bidang sempit panggul merupakan bidang yang berukuran kecil terbentang dari tepi bawah symfisis, spina ischiadika kanan dan kiri, dan 1-2 cmdari ujung bawah sacrum. diameter antero-posterior 11,5 cm, diameter transversa 10 cm.
Pintu Bawah Panggul
  1. terbentuk dari 2 segitiga dengan alas yang sama, yaitu diameter tuber ischiadikum. ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan ujung segitiga depan arkus pubis.
  2. diameter anteroposterior yaitu ukuran dari tepi bawah symfisis ke ujung sacrum 11,5 cm
  3. Diameter transversa jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri 10,5 cm
  4. Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum kepertengahan ukuran transversa 7,5 cm. 
Inklinatio pelvis
adalah kemiringan panggul, sudut yang terbentuk antara bidang semu Pintu Atas Panggul dengan garis lurus tanah sebesar 55-60 derajat.

Sumbu Panggul
sumbu ini secara klasik : garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik - tik sejenis di hodge II, III, IV. sampai dekat hodge III sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum, untuk seterusnya melengkung kedepan, sesuai dengan lengkungan sacrum.

Kamis, 21 Maret 2013

18 PENAPISAN AWAL DALAM KEBIDANAN

  • Riwayat SC
  • Perdarahan pervaginam
  • Persalinan kurang bulan ( uk < 37 mg )
  • Ketuban pecah disertai mekoneum yang kental
  • Ketuban pecah lama 
  • Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( uk <37 mg)
  • ikterus 
  • Anemia berat
  • Tanda / infeksi
  • Preeklamsia ( HT dalam kehamilan )
  • TFU 40 cm / lebih
  • Gawat janin
  • Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan kepala janin 5/5
  • Presentasi bukan belakang kepala
  • Presentasi ganda (majemuk)
  • Kehamilan ganda / gemeli
  • Tali pusat menumbung
  • syok

Rabu, 06 Maret 2013

KEADAAN ABNORMAL PADA KALA NIFAS

ABNORMALITAS YANG DAPAT MENYERTAI KALA NIFAS
 
Abnormalitas Rahim
Subinvolusi uteri
Segera setelah persalinan, berat rahim sekitar 1000 gram dan selanjutnya mengalami masa proteolitik, sehingga otot rahim menjadi kecil ke bentuknya semula. pada beberapa keadaan, terjadinya proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilannya terlambat. Keadaan demikian disebut subinvolusi uteri. penyebab subinvolusi uteri adalah infeksi endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

Perdarahan kala nifas sekunder
Perdarahan kala nifas sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. kejadiannya tidak terlalu besar, apalagi dengan makin gencarnya penerimaan gerakan keluarga berencana. Penyebab utama perdarahan kala nifas sekunder adalah terdapatnya sisa plasenta / selaput ketuban ( pada grandemultipara dan kelainan bentuk implantasi palsenta ), infeksi pada endometrium, dan sebagian kecil terjadi dalam bentuk mioma uteri bersamaan dengan kehamilan dan inversio uteri.
Gejala klinis perdarahan kala nifas sekunder adalah terjadi perdarahan berkepanjangan melampaui patrun pengeluaran lokia normal, terjadi perdarahan yang cukup banyak, dan dapat disertai rasa nyeri di daerah uterus.

Flegmasia alba dolens
Flegmasia alba dolens merupakan salah bentuk infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. vena femoralis yang terinfeksi dan disertai pembentukan trombosis dapat menimbulkan gejala klinis sebagai berikut :
  • Terjadi pembengkakan pada tungkai
  • Vena tampak berwarna putih
  • Terasa sangat nyeri
  • Tampak bendungan pembuluh darah 
  • Suhu tubuh dapat meningkat
Infeksi vena fermoralis jarang dijumpai dengan predisposisi pada penderita usia lanjut, multiparitas, dan persalinan dengan tindakan operasi.

Abnormalitas Payudara
Bendungan ASI
Bendungan ASI terjadi karena sumbatan pada saluran ASI, tidak dikosongkan seluruhnya. keluhan yang muncul adalah mamae membengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu tubuh meningkat. penanganannya dengan mengosongkan ASI dengan masase / pompa, pemberian estradiol sementara dapat menghentikan pembuatan ASI, dan pengobatan simtomatis sehingga keluhan berkurang.

Mastitis dan Abses payudara
Pada kondisi ini terjadi bendungan ASI merupakan permulaan dari kemungkinan infeksi payudara. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi payudara adalah stafilokokus aureus yang masuk melalui luka puting susu. Infeksi menimbulkan demam, nyeri lokal pada payudara, terjadi pemadatan mastitis perlu mendapatkan pengobatan yang baik dengan antibiotika dan simtomatis.
Infeksi payudara ( mastitis ) dapat berkelanjutan menjadi abses dengan kriteria kulit menjadi merah, nyeri, dan bengkak serta di bawah kulit teraba cairan. Dalam keadaan abses payudara perlu dilakukan insisi agar Pus dapat dikeluarkan untuk mempercepat kesembuhan.

Sabtu, 15 Desember 2012

MANAJEMEN AKTIF KALA III

  •  SIKAP DAN PERILAKU
  1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan 
  2. Komunikasikan dengan ibu atau pasien selama melakukan tindakan, tanggap terhadap keluhan pasien
  3. Memakai APD ( celemek, topi, kacamata, masker, dan sepatu atau sandal APD )
  4. Melakukan cuci tangan dan keringkan dengan handuk pribadi ( pra dan paska tindakan )
  5. Memakai dan Melepas sarung tangan steril atau DTT
  6. Melakukan dekontaminasi alat paska tindakan 
  • CONTENT / ISI
  1.  Memastikan janin tunggal atau ada janin kedua
  2. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin 10 unit IM, menyuntikan oksitosin 10 unit secara IM
  3. Memberikan Asuhan bayi baru lahir normal : - Menjepit, memotong, dan mengikat tali pusat -Mengeringkan bayi, mengganti dengan kain II, - Membantu IMD
  4. Memindahkan klem pada tali pusat  sekitar 5 - 10 cm dari vulva
  5. Meletakkan tangan kiri di atas sympisis pubis dan memegang tali pusat  dan klem dengan tangan yang lain
  6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali ( PTT ) saat ada kontraksi uterus
  7. Sambil melakukan dorongan dorsol kranial di atas sympisis
  8. Mengamati tanda pelepasan plasenta
  9. Setelah plasenta terlepas meminta ibu meneran sambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas mengikuti kurve jalan lahir, sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
  10. Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5 - 10 cm dari vulva
  11. Jika plasenta terlihat di introitus vagina melanjutkan dengan melahirkan plasenta
  12. Dilakukan dengan mengunakan kedua tangan memegang plasenta dan dengan hati - hati memuter placenta hingga selaput ketuban terpilin
  13. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban
  14. Setelah placenta dan selaput ketuban lahir melakukan masase uterus dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memeriksa kelengkapan tali pusat
  • TEKNIK
  1. Meletakan alat secara ergonomik
  2. Menjaga privasi pasien
  3. Melaksanakan tindakan secara sistematis, efektif, dan efisien 

Jumat, 14 Desember 2012

vienny: KANGAROO MOTHER CARE

vienny: KANGAROO MOTHER CARE: Latar Belakang • Insidens bayi berat bayi rendah (BBLR) di Indonesia masih tinggi (14%) • Mortalitas dan morbilitas BBLR tinggi • Peny...

KANGAROO MOTHER CARE



Latar Belakang
• Insidens bayi berat bayi rendah (BBLR) di
Indonesia masih tinggi (14%)
• Mortalitas dan morbilitas BBLR tinggi
• Penyebab kematian neonatal terutama :
– Asfiksia
– Hipotermia
– Infeksi
 
Masalah Bayi Prematur
• Hipotermia
• Rentan terhadap infeksi
• Henti napas
• Enterokolitis nekrotikans
 
Kebutuhan Berat Bayi Lahir
Rendah
• Kebutuhan lingkungan fisik yang sesuai
(pengaturan suhu, kelembaban udara,
kebersihan lingkungan)
• Kebutuhan akan perfusi dan oksigenasi jaringan
yang baik
• Kebutuhan nutrisi yang sesuai dan adekuat
• Kebutuhan emisional dan sosial

Kebutuhan Bayi Berat Lahir Rendah
• Bayi kurang bulan kehilangan kesempatan untuk
mempersiapkan diri hidup diluar uterus
• Makin muda usia gestasi, kemampuan
beradaptasi makin kurang
• Untuk mendapatkan peluang beradaptasi yang
baik harus diberikan lingkungan dan kebutuhan
yang sama dengan didalam uterus
 
Metode Kanguru
• Skin-to-skin contact (metode kanguru)
diperkenalkan tahun 1983 oleh Ray dan
Martinez di Colombia
• Metode ini merupakan cara sederhana yang
bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan
hidup BBLR terutama di negara berkembang

 
Kangaroo Mother Care (KMC)
Definisi
• Asuhan kontak kulit dengan kulit yang disebut juga “
perawatan metode kanguru “, merupakan bentuk
interakasi orang tua dengan bayinya, dimana ibu
menggendong bayinya dengan kontak kulit dengan kulit
pada posisi vertikal, kepala diantara payudaranya
selama 20 menit atau lebih.

Keuntungan KMC
1. Stabilisasi suhu tubuh
2. Stabilisasi laju denyut jantung dan pernapasan
3. Pengaruh terhadap berat badan dan pertumbuhan
4. Pengaruh terhadap tingkah laku
5. Memfasilitasi pemberian asi
6. Pengaruh terhadap kejadian infeksi
7. Mendorong kelekatan dan ikatan emosional dengan orang tua
8. Memperpendek masa rawat inap di rumah sakit
 
Metode Kanguru
  • Keuntungan KMC dalam menstabilisasi suhu
– Tanpa biaya, tidak perlu biaya untuk pemeliharaan
alat / inkubator
– Tubuh ibu yang dapat bekerja sebagai inkubator otomatis
– Tidak terjadi proses kehilangan panas baik melalui radiasi, konveksi, evaporasi, maupun konduksi
  • Stabilisasi laju denyut jantung dan pernafasan
  • pengaruh terhadap berat badan
bayi rileks, posisi
menyenangkan, lebih banyak tidur,                
konsumsi oksigen dan kalori berada pada
tingkat paling rendah. kenaikan berat lebih banyak.
  • pengaruh terhadap tingkahlaku 
Bayi tidur 2x lebih sering
– Pada saat bangun lebih waspada
– Kontak mata dengan ibu lebih lama
– Jumlah tangisan lebih pendek
 
  • Memfasilitasi Pemberian Asi
Hurts (1990) produksi asi lebih terkontrol
– Ikatan ibu dan bayi meningkat, menimbulkan letdown reflex
– strees pada ibu berkurang karena diberi kesempatan mendekati bayinya.

Prosedur KMC
A. Persiapan
Persiapan Ibu :
– Memberikan informasi yang cukup tentang keuntungan KMC
– Perlihatkan cara memeluk bayi
Persiapan bayi
– Temperatur bayi 36,5° C – 37,5° C
– Klinis bayi stabil secara fisiologis
B. Cara Kerja
1. Cuci tangan sebelum sesudah melakukan tindakan
2. Atur posisi ibu senyaman mungkin
3. Anjurkan ibu untuk memakai baju bukaan depan sehingga ibu dapat melakukannya
4. Letakkan bayi di dada ibu di antara kedua payudara dengan posis kepala vertikal lalu selimuti
5. Bayi tidak perlu menggunakan pakaian kecuali popok dan topi.
6. Skin probe dibiarkan, demikian juga semua kawat monitor, jalur infus dan selang respirasi
harus dieratkan dan aman
7. Observasi tanda-tanda vital, status oksigenasi bayi dan penyesuaian
dibuat berdasarkan keadaan bayi
8. Bayi dikembalikan ke inkubator, jika terdapat tanda stres yg menetap seperti takikardi,
takipnea ketidak stabilan suhu atau saturasi
oksigen
9. Setelah selesai berikan pujian pada ibu dan lakukan pendokumentasian
10. Berikan privasi dan ketenangan selama KMC
berlangsung